Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
Tidak berarti amal kebaikan, bila jiwa kita kotor karena dosa. Dan pembersih
dosa adalah tobat.
Ada satu berita yang hampir setiap hari muncul dimedia cetak atau
elektronik. Yaitu berita tentang penderitaan, bencana, dan kesulitan hidup
akibat krisis ekonomi. Ribuan bahkan jutaan orang jatuh miskin. Kenyataan
tersebut sebenarnya terjadi di sekitar kita. Bahkan boleh jadi menimpa kita.
Apa yang harus dilakukan? Menjalani ikhtiar untuk memperbaiki hidup adalah
satu kewajiban. Namun ada satu hal yang tak boleh kita lupakan, yaitu
"kembali kepada Allah". Saudaraku, semua yang ada dan semua yang terjadi ada
dalam genggaman Allah. Maka, di tengah kondisi yang kurang mengenakkan ini,
sudah selayaknya kita kembali kepada-Nya. Menguatkan kembali kedekatan dan
menggantungkan harapan hanya kepada-Nya. Selain Allah hanya sekadar jalan
atau perantara saja.
Ada tiga hal yang wajib kita amalkan agar kita layak ditolong Allah. Saya
menyingkatnya dalam rumus "3T". "T" pertama adalah tobat. Pertolongan Allah
akan tercurah kepada orang-orang yang mau merendahkan diri dan mengakui
kesalahannya di hadapan Allah. Tobat bisa diumpamakan dengan membersihkan
mangkuk yang berlumur noda, sebelum mngkuk itu diisi dengan makanan. Tak
berarti makanan selezat apapun, bila mangkuk yang menampungnya kotor penuh
noda. Demikian
pula jiwa kita. Tidak berarti amal kebaikan, bila jiwa kita kotor karena
dosa. Dan pembersih dosa adalah tobat. Tobat adalah jalan meraih kebahagiaan
dan cinta Allah. Difirmankan, Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai
kaum Mukminin, supaya kamu semua berbahagia (QS An-Nur [24]: 31). Juga dalam
QS Al-Baqarah [2] ayat 222, Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang
bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Maka pantas kalau
Rasulullah SAW bertobat tak kurang dari 70 kali sehari.
Ada empat syarat tobat. Yaitu: (1) menyesal dengan sebenarnya, seperti
menyesalnya seorang ibu yang membunuh anaknya;(2) eksplisit memohon ampun
kepada Allah; (3) tidak mengulanginya lagi; dan (4) mengiringinya dengan
amal saleh.
"T" kedua adalah taat. Siapa pun yang ingin ditolong oleh Allah, setelah
taubatan nasuha, maka ia harus bersungguh-sungguh taat kepada Allah taat.
Tingkatkan ibadah. Jangan sia-siakan shalat berjamaah di masjid, sempurnakan
dengan tahajud, dhuha, dan rawatib. Perbanyak sedekah, santuni orang miskin.
Biasakan shaum sunnat, khususnya Senin Kamis atau Daud. Pokoknya, laksanakan
semua ibadah yang dicintai Allah Azza wa Jalla. Semakin dekat kita dengan
Allah, insya Allah akan semakin dekat pula datangnya pertolongan dan
kebahagiaan hidup.
"T" ketiga adalah tawakal. Saudaraku, baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah. Maka apapun yang kita lakukan, serahkan semuanya kepada
Allah. Kita jangan terlalu yakin dengan kehebatan dan kepintaran kita. Tapi
yakinlah seratus persen kepada-Nya.
Dalam QS Ath-Thalaq [65] ayat 2-3, Allah berjanji kepada ahli tawakal,
Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangkanya. Dan
barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar